Cari Blog Ini

Senin, 01 Agustus 2011

GBKP Pamah Semelir

Pamah Simelir


Wisata alam Pamah Simelir berada pada cekungan/lembah atau daerah Pamah dalam bahasa lokal ( Karo ) yang terdapat dalam deretan Bukit Barisan yang membuat cuaca di daerah ini sangat dingin dengan udara yang sangat bersih dan memiliki panorama alam pegunungan yang sangat indah.
Adapun letak kawasan ini berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tepatnya pada Desa Telagah, kecamatan Sei Bingai.
Wisata alam pamah Simelir terletak di wilayah dusun Pamah semelir dan dusun Perteguhan merupakan bagian dari desa Telagah yang berbatasan secara langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Secara georafis terletak pada koordinat 97’ 52” BT – 98’ 45” BT, 3’ 14’ LU – 4’ 13” LU, pada ketinggian 700 – 910 m dpl.
Pamah Simelir berjarak sekitar 4 km dari Desa Telagah dan berjarak 27 km dari ibukota Kecamatan Sei Bingei. Dari Medan dapat ditempuh selama 4 jam perjalanan naik angkutan umum atau 1,5 jam dari kota Binjai. Dari Binjai terdapat angkutan umum yang secara regular menuju desa ini. Dari desa Telagah, perjalanan masih harus dilanjutkan dengan berjalan kaki atau dapat juga menyewa angkutan lokal yang tersedia. Jalan menuju dusun Pamah Simelir masih dalam kondisi kurang baik, sebagian beraspal dan sebagian lagi berbatu-batu.
Tersedia fasilitas pemondokan sederhana di rumah penduduk. Wisatawan asing singgah dan bermalam di daerah ini dibawa oleh pemandu dari Bukit Lawang dengan tujuan trekking ke Lau Kawar. Wisatawan yang bermalam biasanya telah membawa tenda sendiri atau menginap di rumah masyarakat.
Di lokasi wisata ini terdapat aneka tumbuhan seperti Dipterocarpus sp, shorea sp, champhor, rotan dan kayu manis, Pohon Lengat Tangkeh, Beringin Hutan, pisang Hutan, dan juga berbagai jenis satwa seperti Harimau, Beruang, Landak, kancil, Lutung dahi putih/Kera, Kulikap/Saruli, Sarudung/Serudung, Ungko, Orang Utan/Mawas, Siamang, etak/Binturung, Burung Murai, Cucak rawa, Burung Layang-layang, Burung Kuau, Burung Ketilang, Burung Enggang, Burung Elang perut putih, Burung Rangkong, Sri Gunting dll.
Disamping itu juga terdapat potensi Gunung Semelir (ketinggian 1.754 m dpl) yang mempesona, Gua, Air Terjun, sumber air panas dan bentukan geologi yang alami. Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan Lembaga Pariwisata Semelir Erdilo (LPSE) yang diharapkan sebagai lembaga lokal yang dapat menggerakkan pengembangan wisata alam di daerah ini.
Berdasarkan laporan dari Van Bremmelen, materi penyusun kandungan tanah di sebagian besar daerah Aceh dan Sumatera Utara berasal dari letusan Gunung Simelir. Kandungan mineral tanah umumnya jenis kuarsa dan pasir vulcanik, dan fraksi kerasnya merupakan jenis amphibol.
Kawasan dusun umumnya lahan pertanian dan perkebunan masyarakat dengan tanaman unggulannya adalah kopi.
Di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser cenderung masih asli dan terdapat jenis pohon-pohon bernilai ekonomi tinggi dan masih dapat dijumpai Orangutan dan spesies primata lainnya serta aneka ragam burung.
Secara umum, sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian (mencapai 95 %), berdagang, pegawai negeri, karyawan perkebunan, dan pekerja lepas. Selain tanaman pertanian seperti padi dan sayuran juga terdapat tanaman budidaya yang umumnya adalah jenis tanaman keras seperti bambu, durian, kayu manis dan kopi.
Sebagian besar masyarakatnya adalah suku Karo. Umumnya masyarakat masih memegang teguh adat istiadatnya. Disini masih dapat disaksikan kesenian adat Karo yang ditampilkan pada saat acara perkawinan, kematian maupun pada acara Pesta Tahunan (Annual Party). Gendang Guro-guro Aron merupakan kesenian khas yang kerap ditampilkan termasuk jenis makanan tradisional.
Sebagian masyarakatnya masih menganut agama kepercayaan tradisional yang disebut dengan Pemenah (pada saat-saat tertentu mereka mengadakan acara doa dan persembahan kepada kekuatan alam demi keamanan dan kesejahteraan masyarakatnya).
Potensi wisata Kawasan ini memiliki panorama alam hutan tropis yang sangat indah dan masih terjaga keasliannya dengan nuansa kesejukan udara yang dingin. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Dengan jarak 3 jam perjalanan dari Pamah Simelir, dapat dijumpai air terjun Srenggana dengan ketinggian mencapai 30 meter. Air terjun ini terdapat di kaki gunung Simelir dan merupakan hulu sungai Sulkam yang mengalir ke Sei Wampu.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan berupa observasi dan penelitian, trekking, pengamatan burung, camping, dan education tourism.